Selasa, 18 Februari 2020

Penjelasan Logis Kimetsu no Yaiba Mampu Kalahkan One Piece


Berdasar survei Oricon, manga Kimetsu no Yaiba mengalahkan penjualan manga One Piece tahun 2019, bagaimana bisa? Apakah terjadi salah hitung? Mengingat penghitungan penjualan versi Shueisha malah mengatakan sebaliknya? Mari FUN bahas lebih mendalam.

Terlepas terjadinya perbedaan penghitungan antara Oricon dengan perusahaan penerbitan Shueisha, kalau FUN sendiri tidak merasa heran apabila dalam suatu waktu penjualan manga One Piece bisa dikalahkan. Bukan karena One Piece menurun kualitasnya, tapi karena menurun kuantitasnya. Paling tidak hal tersebut terlihat dengan kerapnya One Piece mengumumkan break next week di akhir chapter.

Seringnya One Piece bolong dalam merilis chapter tiap pekan tentunya berdampak pada jumlah volume tankobon tiap tahunnya yang juga akan menurun. Tidak heran apabila manga One Piece di dekade ketiga ini tidak segarang masa keemasan One Piece yg bisa tembus hingga 20-30an juta eksemplar dalam setahun yang manga lain jelas akan susah untuk melewatinya.

Lalu bagaimana dengan Kimetsu no Yaiba, apa alasan manga yang underrated ini bisa berjaya di 2019? Di mana manga sekelas Shingeki no Kyojin, Nanatsu no Taizai, Boku no Hero, bahkan Naruto yang fenomenal gagal menggeser tahta One Piece? Jawabannya justru karena Kimetsu no Yaiba pada awalnya bukanlah manga besar dan diuntungkan stigma underrated itu sendiri.

Pada awal kemunculannya tahun 2016, Kimetsu no Yaiba bukanlah manga yang diperhitungkan. Pasalnya tema yg diangkat sudah sangat klise, terasa mencampur teror Tokyo Ghoul, organisasi Kekkaishi, dan era meiji Rurouni Kenshin dalam satu manga. Agak mirip pula dengan serial pendek tujuh volume Kurozakuro. Intinya akan sangat banyak manga yang mirip dengan Kimetsu no Yaiba. Dan alhasil penjualan manga di awal tidaklah membahagiakan. Dari awal rilis hingga 2018 manga Kimetsu no Yaiba tidak pernah masuk 10 besar manga terlaris, bahkan menyentuh angka jutaan saja kesulitan.

Berbeda dengan manga terkenal lain seperti Nanatsu no Taizai yg terjual lima juta kopi di tahun kedua serialisasi manganya atau Shingeki no Kyojin dengan tiga juta eksemplar. Hal inilah yang membuat fenomena penjualan manga Kimetsu no Yaiba benar-benar meledak saat animenya mendapat sambutan luar biasa pada 2019.


Dan seperti biasanya, semakin tinggi histeria serial anime, penjualan manga juga pasti terangkat. Hal ini khususnya sangat berdampak pada Kimetsu no Yaiba, di mana tahun-tahun awal penjualan manga Kimetsu no Yaiba hanya terjual ratusan ribu eksemplar. Orang-orang mulai ingin mengoleksi manga Kimetsu no Yaiba dari volume pertama dan membuat permintaan seluruh volume melonjak drastis.

Maka tidak heran banyak toko buku mengeluh kekurangan stok tankobon manga ini. Dengan ekspektasi ratuan ribu pada tahun-tahun sebelumnya, wajar saja bagi toko buku untuk tidak menyetok persediaan banyak eksemplar manga Kimetsu no Yaiba. Dan akhirnya melonjaknya pembelian volume-volume awal Kimetsu no Yaiba mampu merebut tahta puncak yang selama lebih dari satu dekade dikuasai One Piece.

Hal yang sama sebenarnya pernah menimpa Shingeki no Kyojin tahun 2014 ketika animenya menjadi histeria massal. Namun saat itu penjualan manganya dari awal sudah baik sehingga ledakan di tahun tersebut walaupun cukup signifikan, namun toh sudah banyak orang yang memiliki tankobon manga Shingeki no Kyojin. Alhasil pada tahun 2014, Shingeki no Kyojin hanya mampu bertengger di posisi runner up, terpaut hanya 100 ribu eksemplar di bawah One Piece pada posisi puncak.

Fenomena ledakan penjualan eksemplar manga  karena diangkat serial anime atau film semacam itu sering terjadi, paling mencolok ketika Deathnote dan Nodame Cantabile berhasil mengalahkan One Piece pada 2006. Saat itu Deathnote meledak karena rilis dua film live action sekaligus, Deathnote dan Deathnote The Last Name. Begitu pula dengan Nodame Cantabile yang sukses dengan serial doramanya.

Overall, artikel ini bukan untuk mengecilkan kualitas Kimetsu no Yaiba. Ia tetap menjadi manga yg patut mendapat pujian atas karakter dan plotnya yang baik di samping animenya yang mengangkat popularitasnya dengan grafis yang mengagumkan. Intinya siapapun yg bertengger sebagai nomor satu, entah One Piece atau siapapun penantangnya, pemenangnya tetap pembaca manga yg terpuaskan dengan manga yang berkualitas.

1 komentar: